S U G E N G R A W U H

Selamat Datang Di Halaman Kami

Monggo

Selasa, 04 Januari 2011

ANTARA PEMIMPIN CALON PENGHUNI SURGA & CALON PENGHUNI NERAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Jika dipandang dari segi materi dan ketenaran dunia yang fana ini, kepemimpinan merupakan hal yang wajar untuk diimpikan setiap orang, tak heran bila masa pergantian pemimpin tiba bursa calon pemimpin menjadi ramai pendaftar, mulai dari perangkat terendah yakni desa sampai dengan tingkat legislative, yudikatif maupun eksekutif.
Hegemoni gandrung kepemimpinan ini memang wajar dikejar – kejar orang yang tak sedikit yang menimbulkan pertumpahan darah dan perang saudara, karena disamping jaminan yang bersifat social masyarakat yakni kehormatan dan kedudukan, yang paling mendasar dan pasti adalah jaminan financial dan kesejahteraan taraf hidup bagi diri pemimpin itu dan keluarga tentunya.
Namun apakah orang-orang yang gandrung terhadap kepemimpinan itu sudah tau atau faham tentang sabda Nabi saw. Tentang 3 macam pemimpin? Sehingga bias sedikit mengurangi semangat mereka untuk mengejar-ngejar kursi itu.
Dalam makalah singkat ini penulis akan berusaha memeparkan analisa ulama’ dalam memahami hadits Nabi Muhammad saw. Tentang pemimpin calon penghuni surge dan calon penghuni neraka.
B. Identifikasi Masalah
Memahami dan mendalami Hadits Nabi Muhammad saw. Tentang tiga macam pemimpin.
C. Rumusan Masalah
1. Apa makna yang terkandung dalam hadits Nabi saw. Mengenai 3 macam pemimpin?
D. Tujuan penulisan
Ingin mengetahui dan memahami hadits Nabi saw. Tentang tiga macam pemimpin.
E. Metode Penelitian
Dalam tugas makalah ini penulis menggunakan metode kajian pustaka (Library Reseach) dari Maktabah Syamilah dan kitab-kitab hadits klasik lain.
F. Tinjauan Pustaka
1. Muhammad bin Ali bin Muhammad As Syaukani, Nailul Author Min Asrori Muntaqol Akhbar, Beirut, tp,tt.
2. Muhammad bin Isma’il bin Ibrohim bin Al Mughiroh Al Bukhori, Al Jami’ As Shohih.tt,tp
3. Muslim bin Al Hujjaj Al Qusyairi An Naisaburi, Shohih Muslim.tt,tp
4. Al Maktabah As Syamilah Al Ishdar Tsani, 2000 kitab dengan kata kunci ” القضاء ثلاثة”








BAB II
PEMBAHASAN

A. Teks hadits dan terjemah
وعن بريدة عن النبي صلى الله عليه وآله وسلم قال " القضاء ثلاثة واحدة في الجنة وإثنان في النار فأما الذي في الجنة فرجل عرف الحق فقضي به ورجل عرف الحق وجار في الحكم فهو في النار ورجل قضي للناس على جهل فهو في النار "
Artinya :
Dari Buroidah dari Nabi Muhammad saw. Beliau bersabda : “ada tiga macam pemimpin, satu di surga, dan dua lainnya di neraka. Adapun yang berada di syurga ialah laki-laki yang tau dan mengerti kebenaran kemudian ia menghukumi dengan kebenaran itu, dan laki-laki yang mengerti kebenaran akan tetapi ia ceroboh dan menyeleweng dalam menghukumi, maka ia di neraka, dan laki-laki yang memimpin dan menghukumi manusia dengan kebodohannya, maka ia di neraka. “
B. Studi matan hadits
Hadits diatas menggunakan kata rojulun, ini mengindikasikan akan syarat laki-laki bagi seorang pemimpin, demikian komentar As Syaukani dalam Nailul Author.
Sedangkan dalam kitab kitab Syarhus Sunnah milik Imam Al Baghowi, dikatakan bahwa: Hadits diatas menunjukkan bahwa bagi pemimpin tidak diperbolehkan untuk taqlid kepada orang lain sehingga ia berijtihad dengan kemampuannya, sekalipun kepada orang yang lebih pintar.
Dalam Syarah Sunan Abu Dawud karya Abdul Muhsin Ibad, beliau mengomentari redaksi فأما الذي في الجنة فرجل عرف الحق فقضى به yakni pemimpin yang memang kredibel dan kapabel. kemudian ia memutuskan hukum berdasarkan kapabilitas dan kredibilitasnya. dan itu menyebabkannya masuk surga, karena ia mengetahui kebenaran itu dan menjalankannya.
Dan pada redaksi ورجل عرف الحق فجار في الحكم beliau berkomentar yakni pemimpin yang mengetahui kebenaran akan tetapi ia memutuskan hukum tidak sesuai dengan kebenaran itu, ini menyebabkan ia di neraka, karena ia telah menyeleweng.
Selanjutnya pada redaksi ورجل قضى للناس على جهل فهو في النار bahwa seorang pemimpin yang memutuskan hukum dikalangan umat tanpa disertai ilmu maka ia tidak bias ditolerir, karena dengan kebodohannya seharusnya ia tidak layak menjadi pemimpin, sehingga meskipun seandainya yang ia putuskan itu benar ia tetap berdosa, putusannya itu tidak berarti apa-apa dan percuma karena hanya didasarkan pada jahlin bukan keilmuan dan kemampuan. Berbeda ketika kesalahan memutuskan hukum itu timbul dari pemimpin yang kredibel dan kapabel setelah melakukakan ijtihad kemudian salah, ia tetap mendapatkan pahala satu dan bebas dari dosa, sedangkan bila putusannya benar ia mendapat dua pahala, satu pahala karena kebenarannya dan satu pahala untuk ijtihadnya.
Pada kesimpulannya yang berada di neraka adalah dua macam pemimpin: yang pertama pemimpin yang mengetahui kebenaran akan tetapi tidak menjalankan kebenaran itu, kedua pemimpin yang memutuskan hukum tanpa ilmu masing-masing dari kedua macam orang ini masuk neraka, kedua dianggap bersalah, namun yang pertama dinilai lebih parah dan lebih buruk, karena dengan sengaja melakukan maksiat kepada Allah swt.
Dan pemimpin yang layak masuk surga Allah swt adalah pemimpin yang jujur dalam memutuskan hukum sesuai dengan kemampuan dan keilmuannya.
Hikmah yang bisa kita petik dari hadits diatas adalah bahwasanya pemimpin itu bukan hal main-main dan bukan sembarang orang layak mendudukinya, karena harus dipegang oleh orang yang memilki kemampuan lahir dan bathin, kemampuan lahir artinya keilmuan yang mumpuni, kemampuan bathin artinya kesungguhan dan kejujuran dalam memutuskan hukum.



















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Bahwa ada dua jenis pemimpin yang diancam oleh Allah akan dimasukkan ke neraka yakni:
• pertama pemimpin yang mengetahui kebenaran akan tetapi tidak menjalankan kebenaran itu,
• kedua pemimpin yang memutuskan hukum tanpa ilmu masing-masing dari kedua macam pemimpin ini masuk neraka, kedua dianggap bersalah, namun yang pertama dinilai lebih parah dan lebih buruk, karena dengan sengaja melakukan maksiat kepada Allah swt.
Dan pemimpin yang layak masuk surga Allah swt adalah pemimpin yang jujur dalam memutuskan hukum sesuai dengan kemampuan dan keilmuannya.

Saran








Daftar Pustaka
1. Muhammad bin Isma’il bin Ibrohim bin Al Mughiroh Al Bukhori, Al Jami’ As Shohih.tt,tp
2. Muslim bin Al Hujjaj Al Qusyairi An Naisaburi, Shohih Muslim.tt,tp
3. Sulaiman bin Al Asy’asy As Sijistani, Sunan Abu Dawud, tp,tt.
4. Abdul Muhsin Ibad, Syarhu Sunan Abu Dawud, tp,tt.
5. Muhammad bin Ali bin Muhammad As Syaukani, Nailul Author Min Asrori Muntaqol Akhbar, Beirut, tp,tt.
6. Al Maktabah As Syamilah Al Ishdar Tsani, 2000 kitab dengan kata kunci ” القضاء ثلاثة”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar